Wednesday, March 21, 2018
Berkat semangat para pendekar yang gigih menghasilkan tanah air kita menjadi negara yang berdaulat, berdiri sendiri, dan bebas dari penjajahan. Dari sederet banyaknya jumlah dalam daftar pendekar terdapat diantaranya para perempuan tangguh sebagai pendekar nasional Indonesia.
Sesuai ketetapan yang tellah dilakukan pemerintah sampai ketika ini perempuan pendekar nasional Indonesia gres berjumlah 12 orang. Semasa hidupnya mereka berjuang untuk mengangkat harkat derajad bangsanya.
melaluiataubersamaini tidak mengecilkan peranan para pendekar yang belum pernah disebut namanya melalui penetapan pemerintah atau apapun, marilah kita berdoa semoga para pendekar yang berjuang untuk Indonesia senantiasa menerima rahmatNya, ditempatkan pada derajat yang terhormat dimanapun mereka berada, dan semoga pula jiwa semangat juang mereka sanggup merasuk membasahi jiwa para pemimpin kita kini (amiiin)
Biodata |
Nama | : Tjoet Nja’ Dhien (Cut Nyak Dien) |
Asal Daerah | : Aceh |
Penetapan | : 2 Mei 1964 |
Lahir | : Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848. |
Wafat | : Sumedang Jawa Barat 6 November 1908. |
| Cut Nyak Dien bersama Teuku Umar (suaminya), memimpin aneka macam peperangan di tanah rencong melawan pasukan Belanda semenjak tahun 1880. Belanda mengakui kewalahan menghadapi duet pemimpin ini. Sepeninggal suaminya. Perjuangan Cut Nyak Dien pernah dalam film drama epos berjudul Tjoet Nja' Dhien pada tahun 1988 yang disutradarai oleh Eros Djarot dan dibintangi Christine Hakim sebagai Tjoet Nja' Dhien, Piet Burnama sebagai Pang Laot, Slamet Rahardjo sebagai Teuku Umar dan juga didukung Rudy Wowor. Film ini memenangkan Piala Citra sebagai film terbaik, dan ialah film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes (tahun 1989). |
Biodata |
Nama | : Tjoet Nja’ Meutia (Cut Nyak Meutia) |
Asal Daerah | : Aceh |
Penetapan | : 2 Mei 1964 |
Lahir | : Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, 1870 |
Wafat | : Alue Kurieng, Aceh, 24 Oktober 1910. |
| Awalnya Tjoet Meutia melaksanakan perlawanan terhadap Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku Tjik Tunong. Namun pada bulan Maret 1905, Tjik Tunong berhasil ditangkap Belanda dan dieksekusi mati di tepi pantai Lhokseumawe. Sepeninggal suaminya Tjoet Meutia terus melaksanakan perlawanan kepada Belanda bersama Pang Nagroe, sampai jadinya tewas pada tanggal 26 September 1910. |
Biodata |
Nama | : Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto |
Asal Daerah | : Jawa Tengah |
Penetapan | : 30 Juli 1996 |
Lahir | : Surakarta, Jawa Tengah, 23 Agustus 1923 |
Wafat | : Jakarta, 28 April 1996 |
| Turut dalam Laskar Putri Indonesi pada masa perang revolusi kemerdekaan RI, serta menyelenggarakan dapur umum dan P3K bagi pejuang. Menjadi Ibu Negara masa pemerintahan Presiden Suharto, Mendirikan Taman Mini Indonesia Indah, Taman Buah Mekarsari, Perpustakaan Nasional, Rumah Sakit Kanker Dharmais, dan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. |
Biodata |
Nama | : Hj. Fatmawati Soekarno |
Asal Daerah | : Bengkulu |
Penetapan | : 4 Nopember 2000 |
Lahir | : Bengkulu, 5 Februari 1923 |
Wafat | : Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980 |
| Penjahit Bendera Pusaka “Sang Saka Merah Putih” yang dikibarkan pada ketika Proklamasi 17 Agustus 1945. Beliau juga ialah istri ketiga Soekarno dan Ibu Negara RI yang pertama. Ia menggalang dana untuk membangun rumah sakit yang kini berjulukan RSUP Fatmawati |
Biodata |
Nama | : Hj. Rangkayo Rasuna Said |
Asal Daerah | : Sumatera Barat |
Penetapan | : 13 Desember 1974 |
Lahir | : Agam, Sumatera Barat, 14 September 1910 |
Wafat | : Jakarta, 2 November 1965 |
| Pernah dipenjara Belanda pada tahun 1932 alasannya yaitu memprotes ketidakadilan Pemerintah Hindia Belanda. Pernah duduk menjadi anggota DPR-RIS dan Dewan Pertimbangan Agung. Semasa hidupnya, dia juga aktif memperjuangkan persamaan hak laki-laki dan wanita. |
Biodata |
Nama | : Maria Walanda Maramis |
Asal Daerah | : Sulawesi Utara |
Penetapan | : 20 Mei 1969 |
Lahir | : Kema, Sulawesi Utara, 1 Desember 1872 |
Wafat | : Maumbi, Sulawesi Utara, 22 April 1924 |
| Bercita-cita memberdayakan kaum ibu, Mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT) pada tahun 1917 untuk memperjuangkan pendidikan bagi perempuan khususnya kaum ibu biar sanggup meningkatkan kesehatan anak dan kesejahteraan keluarga. Pada tahun 1919, dia memperjuangkan biar perempuan mempunyai hak bunyi di forum perwakilan Minahasa Raad. |
Biodata |
Nama | : Martha Christina Tiahahu |
Asal Daerah | : Maluku |
Penetapan | : 20 Mei 1969 |
Lahir | : Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 |
Wafat | : Laut Banda, Maluku, 2 Januari 1801 |
| Mengangkat senjata terjun eksklusif dalam perang melawan Belanda memmenolong ayahnya yang ialah pemmenolong Kapitan Pattimura. |
Biodata |
Nama | : Nyai Hj. Siti Walidah Ahmad Dahlan |
Asal Daerah | : Daerah spesial Jogjakarta |
Penetapan | : 22 September 1971 |
Lahir | : Kauman, Jogjakarta 1872 |
Wafat | : Kauman, Jogjakarta 31 Mei 1946 |
| Lebih dekat dengan panggilan Nyai Ahmad Dahlan, memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan di bidang pengetahuan agama dengan mengadakan penpenghasilanan untuk kalangan wanita. Penpenghasilanan ini akhienya berkembang dan menjadi wadah organisasi ibu-ibu yang bernama “Lembaga ‘Aisyiyah” dalam organisasi Muhammadiyah. |
Biodata |
Nama | : Nyi Ageng Serang |
Asal Daerah | : Jawa Tengah |
Penetapan | : 13 Desember 1974 |
Lahir | : Purwodadi, Jawa Tengah, 1752 |
Wafat | : Yogyakarta, 1828 |
| Pemimpin tempat Serang, dia memimpin pasukan dari tandu, memmenolong Pangeran Diponegoro melawan Belanda selama 3 tahun. |
Biodata |
Nama | : Opu Daeng Risadju |
Asal Daerah | : Sulawesi Selatan |
Penetapan | : 3 Nopember 2006 |
Lahir | : Palopo, Sulawesi Selatan 1880 |
Wafat | : Palopo, Sulawesi Selatan 10 Februari 1964 |
| Melakukan pemberontakan terhadap tentara NICA pada tahun 1946. Beliau berhasil ditangkap beberapa bulan kemudian dan mengalami penyiksaan yang mengakibatkan dia menjadi tuli sampai simpulan hayatnya |
Biodata |
Nama | : Raden Ajeng Kartini |
Asal Daerah | : Jawa Tengah |
Penetapan | : 2 Mei 1964 |
Lahir | : Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 |
Wafat | : Rembang, 17 September 1904 |
| Pelopor kebangkitan perempuan alasannya yaitu pikiran dan pandangannya terkena emansipasi wanita. Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarikdanunik perhatian masyarakat Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi wangsit bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang membuat lagu berjudul Ibu Kita Kartini. |
Biodata |
Nama | : Raden Dewi Sartika |
Asal Daerah | : Jawa Barat |
Penetapan | : 1 Desember 1966 |
Lahir | : Bandung, 4 Desember 1884 |
Wafat | : Tasikmalaya, 11 September 1947 |
| Tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita dengan mendirikan Saloka Istri pada tahun 1904. Bakat dalam cara Dewi Sartika memdiberi pelajaran kepada para masyarakat terutama kaum perempuan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, sudah mengakibatkan semangat dan impian untuk terus berupaya biar bawah umur dan kaum perempuan pribumi sanggup menerima peluang memperoleh ilmu pengetahuan. |
0 Komentar untuk "12 Perempuan Hero Nasional Indonesia"