Konflik Indonesia – Belanda Memperebutkan Irian Barat
Meskipun wilayah-wilayah negara Indonesia sempat dijadikan negra boneka bentukan Belanda sudah kembalinya ke legalisasi negara kesatuan, tetapi wilayah RI belum sepenuhnya utuh alasannya yakni Irian Barat masih dikuasi oleh Belanda. Untu itu, pemerintah RI berupaya untuk merebut kembali Irian Barat. Teknik yang ditempuh yaitu melalui :
- Perjuangan Diplomasi
Pasal 2 ayat 1 Piagam penyerahan Kedaulatan wacana wilayah Irian (Niuew-Guinea) dalam status quo. Untuk sementara sambil berjalan dalam waktu satu tahun setelah tanggal penyerahan kedaulatan kepada RIS akan diselesaikan dengan cara perundingan. Namun, Belanda mulai mengingkari hasil KMB tersebut khususnya problem irian Barat. Bangsa Indonesia dengan diplomasi dan kekuatan militer yang ada merebut wilayah Irian barat yang dikuasai Belanda.
Upaya diplomasi untuk mengembalikan Irian ke Pangkuan RI yaitu:
1. Perundingan bilateral antara Indonesia dan Belanda, tetapi usaha itu mengalami kegagalan
2. Sejak tahun 1954, pemerintah Republik Indonesia mengajukan problem Irian Barat ke Sidang Umum PBB, Indonesia berulang kali mengajukan problem tersebut, tetapi tidak pernah memperoleh jawaban yang positif.
3. Pada tahun 1955, Indonesia berusaha mengajukan problem tersebut dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, tetapi Belanda juga tidak menghiraukan
- Konfrontasi Ekonomi
Dalam rangka pembebasan Irian Barat itulah pada tahun 1957 dilakukan agresi sebagai diberikut di seluruh Indonesia:
1. Pada tanggal 18 November 1957, diadakan rapat umum di Jakrta. Rapat umum itu kemudian dilanjutkan dengan agresi mogok para buruh yang bekerja pada perusahaan milik Belanda di Indonesia. Aksi mogok tersebut dimulai dilakukan pada tanggal 2 Desember 1957.
2. Pesawat terbang milik maskapai penerbangan Belanda (KLM) dihentikan mendarat dan terbang diatas wilayah Indonesia
3. Aksi pengambil alihan modal perusahaan milik Belanda di Indonesia, contohnya Bank Escompto diambil Alih oleh Pemerintah RI pada tanggal 9 Desember 1957 dan Netherlandsch Handel Matchappij N.V. Juga diambil Alih (perusahaan tersebut diubah namanya menjadi Bank Dagang Negara).
4. Percetakan De Unie juga tidak luput dari Usaha pengambil alihan perusahaan-perusahaan milik Belanda di Indonesia, yang datur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 1958.
Tanggal 19 Desember 1961, Presiden Sukarno mengeluarkan Trikomando Rakyat (Trikora) yang meliputi hal-hal diberikut :
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda.
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat tanah air Indonesia.
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dari kesatuan tanah air Indonesia.
Dalam rangka pembebasan Irian Barat maka dibentuklah komando operasi militer yang di diberi nama Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada tanggal 2 Januari 1962. sebagai komandonya yakni Meyjen Suharto. Wakil Panglima I Kolonel Laut Subono., wakil panglima Komado II: Kolonel Laut Leo Wattimena dan Kepala Staff Gabungan Kolonel Ahmad Tahir.
Komado Mandala merencanakan Operasi-operasi pembebasan Irian Barat ada tiga fase, yaitu:
1. Fase Infiltrasi: samapi final 1962 berusaha memasukan 10 kompi ke sekitar samasukan-samasukan tertentu untuk membuat kawasan bebas de facto. Kesatuan-kesatuan ini harus sanggup berbagi penguasaan wilayah dengan membawa serta rakyat Irian Barat dalam usaha fisik untuk membebaskan Irian barat.
2. Fase Eksploitasi: mulai pertama 1963. Operasi direncanakan mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan, menduduki tiruana pos pertahanann musuh yang penting.
3. Fase konsolidasi: pertama tahun 1964. planning penegakan RI secara mutlak di Irian Barat. Dalam pertempuran di Laut Arafuru, tanggal 15 Januari 1962 Komondor Yos Sudarso dan Kapten wiranto gugur. Sebelum kapal RI macan tutul tenggelam, melalaui radio, telpon Komondor Yos Sudarso masih sempat mengkomandokan Combat Messege (kobarkan Semangat Perjuangan)
- Penentuan Pendapat Rakyat
Sumber :
Buku Pelajaras IPS SMP
http://www.sejarahkita.comoj.com/
0 Komentar untuk "10. Konflik Indonesia – Belanda Pada Usaha Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat"